Burnout adalah istilah yang semakin populer belakangan ini. Kondisi ini menggambarkan seseorang yang merasa sangat lelah karena menghadapi tekanan terus-menerus, baik dari pekerjaan maupun tugas yang menumpuk. Sayangnya, banyak individu tidak menyadari bahwa mereka sudah berada dalam tahap burnout. Selain memiliki dampak negatif pada diri sendiri, kondisi ini juga dapat memengaruhi kinerja mereka. Jadi, apa saja tanda-tanda orang yang mengalami burnout? Dan apa saja penyebabnya? Temukan jawabannya dalam artikel ini.
Definisi Burnout
Burnout adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelelahan mental, fisik, dan emosional yang berlangsung dalam jangka waktu lama. Kondisi ini sering dikaitkan dengan pekerja yang merasa lelah dengan rutinitas sehari-hari. Menurut Web MD, sebagaimana dilansir oleh detik.com, burnout bisa terjadi karena seseorang terlalu sibuk menjalankan tanggung jawab sehari-harinya, seperti bekerja, membantu orang lain, dan mengurus keluarga.
Jika dilakukan terus-menerus, rutinitas semacam ini dapat membuat seseorang kewalahan secara fisik, mental, dan emosional. Terlebih lagi, jika tidak ada waktu untuk beristirahat atau berlibur, kondisi ini dapat menyebabkan burnout. Mengutip Mayo Clinic, beberapa ahli berpendapat bahwa burnout bisa disebabkan oleh kondisi lain, seperti stres. Seseorang yang berada dalam fase burnout terlalu lama dapat memicu stres. Namun, stres dan burnout adalah dua hal yang berbeda. Stres disebabkan oleh tekanan besar yang menyerang mental dan fisik, sementara burnout disebabkan oleh kelelahan akibat menjalani aktivitas yang berulang tanpa jeda.
Faktor Penyebab Burnout
Menurut Psychology Today, penyebab utama burnout adalah kelelahan yang diakibatkan oleh tekanan kerja, beban tanggung jawab yang berat, atau jam kerja yang sangat panjang. Kondisi ini menghasilkan dampak negatif baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Selain itu, burnout dapat terjadi ketika seseorang tidak memiliki kendali penuh atas pekerjaan yang dilakukan, baik di tempat kerja maupun di rumah. Hal ini bisa menyebabkan seseorang menjadi tidak produktif, merasa putus asa, sinis, dan kesal.
Beberapa faktor lain yang memicu burnout meliputi:
• Konflik dengan orang lain di tempat kerja.
• Terlalu sedikit pekerjaan, yang mengakibatkan rasa bosan.
• Kurangnya dukungan dari rekan kerja, keluarga, sahabat, pasangan, atau atasan.
• Kesulitan dalam menyeimbangkan antara pekerjaan, keluarga, dan kehidupan pribadi.
Tanda-tanda Burnout
Terdapat sejumlah tanda-tanda umum ketika seseorang mengalami burnout. Menurut Cleveland Clinic, berikut adalah beberapa ciri-cirinya:
• Kesulitan untuk fokus atau berkonsentrasi
• Muncul perasaan sedih dan kecewa
• Merasa kurang dihargai oleh orang lain
• Kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas sehari-hari
• Tidak puas dengan hasil kerja sendiri
• Menjadi lebih sensitif terhadap orang lain
Selain itu, burnout juga dapat memunculkan gejala fisik, antara lain:
• Gangguan pencernaan
• Stres
• Sistem kekebalan tubuh yang lemah (sering sakit)
• Sakit kepala
• Kesulitan tidur di malam hari
• Perubahan pola makan
• Kurang berenergi dan semangat
• Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Cara Mengatasi Burnout
Burnout dapat membuatmu merasa kelelahan dan memicu stres, tetapi kondisi ini masih bisa diatasi sejak dini. Berikut beberapa cara untuk mengatasi burnout:
1. Evaluasi Diri
Jika kamu merasa burnout di tempat kerja, sampaikan perasaan dan keluhanmu kepada atasan atau rekan kerja untuk mencari solusi bersama. Jika mengalami burnout dalam hubungan dengan pasangan atau keluarga, ceritakan seluruh isi hatimu dan cari solusi bersama agar burnout bisa hilang.
2. Cari Dukungan
Mengatasi burnout bisa dilakukan dengan curhat dan berkeluh kesah. Jangan merasa sendirian karena bisa memicu depresi. Cari dukungan dari keluarga, pasangan, sahabat, teman kerja, atau bantuan profesional konseling.
3. Tidur yang Cukup
Burnout bisa terjadi karena fisik yang sangat lelah. Biasakan untuk memiliki waktu tidur yang cukup di malam hari dan gunakan waktu akhir pekan untuk beristirahat. Tidur cukup membantu tubuh mengembalikan energi yang diperlukan untuk kegiatan sehari-hari.
4. Liburan atau Beraktivitas Santai
Manfaatkan waktu senggang untuk melakukan aktivitas santai seperti mendengarkan musik atau beristirahat. Jika memiliki cuti atau long weekend, gunakan waktu tersebut untuk pergi berlibur agar bisa refreshing sejenak dari pekerjaan.
5. Olahraga
Olahraga ringan seperti jogging, bersepeda, atau berenang dapat membantu mengatasi burnout. Olahraga menyehatkan tubuh dan merangsang pelepasan endorfin, hormon yang meningkatkan suasana hati dan mengurangi stres.